Transportasi Udara
Bandara
Kota Malang yang dikenal dengan Bandara Abdul Rachman Saleh mulai berkembang sejak Lumpur
Lapindo menghambat perjalanan dari Malang ke Bandara Juanda, Surabaya.
Sebelumnya bandara ini adalah bandara militer yang sesekali digunakan untuk
event-event tertentu, seperti balap mobil drag race yang memerlukan lintasan
yang panjang. Saat ini ada 7 penerbangan, Malang-Jakarta (vice versa) setiap
hari dilayani oleh Sriwijaya
Air (3 penerbangan), Batavia Air (1 penerbangan)
dan Garuda
Indonesia (2 penerbangan). Serta Malang-Denpasar dilayani oleh Wings Air (1 penerbangan)
Trasportasi Darat
Kota
Malang dilalui jalur kereta api Surabaya-Malang-Blitar-Kediri-Kertosono. Kereta
api harian kelas ekonomi (Penataran)
melayani jalur Surabaya-Malang via Bangil. Selain itu juga
terdapat kereta
api Gajayana (eksekutif) jurusan Malang-Jakarta, kereta
api Malabar (eksekutif-bisnis-ekonomi) jurusan Malang-Bandung, kereta
api Tawang Alun (ekonomi) jurusan Malang-Banyuwangi serta Matarmaja
(ekonomi) juga dengan jurusan Malang-Jakarta(Pasar Senen),Kereta
api Tumapel (ekonomi) jurusan Malang-Surabaya. Stasiun utama adalah
Stasiun Malang (Kota Baru) (+444 M). 2 Stasiun lainnya adalah Stasiun Malang
Kotalama (+429 M) dan Stasiun Blimbing (+471 M).
Untuk
jalur bus, Terminal
Arjosari melayani rute ke seluruh jurusan kota-kota utama di pulau
Jawa, Bali, NTB dan Sumatera baik kelas ekonomi
maupun eksekutif. Terminal Gadang melayani rute Malang-Lumajang,
Malang-Blitar-Tulungagung-Trenggalek. Namun, saat ini keberadaan Terminal
Gadang telah digantikan oleh Terminal Hamid Rusdi yang terletak kurang lebih 2
KM di sebelah timur Terminal Gadang. Sedangkan Terminal Landungsari melayani rute
Malang-Kediri, Malang-Jombang dan Malang-Tuban.
Adapun
2 sub terminal lainnya adalah Sub-Terminal Madyopuro di bagian timur Kota
Malang, tepatnya di daerah Madyopuro (dekat Sawojajar) dan Sub-Terminal
Mulyorejo yang terlatak di sebelah barat daya Kota Malang, tepatnya di daerah
Mulyorejo Kecamatan Sukun.
Kelima
terminal ini terhubung dengan berbagai angkutan kota (biasa disebut angkot).
Sebagai contoh, Arjosari-Gadang (AG) (saat ini huruf G diganti dengan huruf H
untuk Hamid Rusdi), Hamid Rusdi-Landungsari (HL), Arjosari-Landungsari (AL),
dan lain sebagainya termasuk juga dengan angkot yang menuju sub-terminal.
Terdapat sekitar 20 trayek angkot di Kota Malang dan 80% wilayah Kota Malang
dilalui oleh ke-20 angkot tersebut
0 komentar:
Posting Komentar